Air nira yang direbus 4 jam akan menjadi serbuk gula yang kemudian akan dikeringkan hingga menghasilkan gula kelapa kristal atau dikenal dengan gula semut kini kian diminati karena kadar gulanya yang rendah hingga cukup aman dikonsumsi penderita diabetes. Petani penderes nira di beberapa kabupaten di Jawa yang menjadi binaan PT Mohas telah membuktikan anugerah alam dari daerah tropis ini bisa menjadi komoditas ekspor yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Ada gula, ada semut. Manisnya gula kelapa kristal (gula semut) Indonesia makin terasa ke seluruh penjuru dunia. Gula kelapa organik ini sudah diekspor ke Malaysia, Hong Kong, China, Turki, dan Perancis.
"Gula kelapa semakin booming di seluruh dunia. Permintaan sudah mencapai 1.000 ton per bulan. Kami baru bisa memenuhi 200 ton per bulan," kata Direktur Utama PT Mohas Resty Kolaka (Mohas), Restyarto Efiawan.
Rasa manis yang dihasilkan gula kelapa kristal organik jauh lebih sehat karena tidak mengandung bahan pengawet, mencegah diabetes, dan bahkan mengurangi kolesterol dan risiko osteoporosis.
Menurut dia, kenaikan permintaan lebih banyak datang dari kawasan Eropa. Hanya saja, para petani kelapa yang memasok bahan baku masih kesulitan memenuhi persyaratan berupa sertifikat lahan organik.
Mohas mendapat pasokan dari sekitar 100 orang petani penderes binaannya di Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Total produksi mencapai 500 ton perbulan, yang sebagian besar untuk memenuhi permintaan di dalam negeri.
"Ekspor baru sekitar 40% dari total produksi. Harga di dalam negeri sekitar Rp 20.000 perkilogram, sedangkan untuk ekspor US$ 3 perkilogram. Untuk ekspor tingkat kekeringan 1% dan tingkat kelembutan 18%," ujarnya.
Resty menjelaskan, Mohas terus melakukan roadshow ke berbagai kota di pesisir pantai di seluruh Indonesia, seperti Pandeglang, Sukabumi, dan Minahasa, untuk memperkenalkan keuntungan menjadi petani penderes kelapa sekaligus mencari pemasok baru.
Pemerintah diharapkan memberi dukungan dalam proses sertifikasi lahan organik milik petani penderes kelapa. Termasuk, dukungan peralatan mesin yang lebih canggih tidak manual seperti sekarang.
Pemerintah daerah kini juga tengah menggalakkan penanaman bibit kelapa Gajah Entok. Kelapa jenis ini tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan petani dalam memanen kelapa sehingga mengurangi risiko kecelakaan bagi penderes.
Kelapa jenis ini lebih cepat berproduksi, sekitar 3-5 tahun dan berbatang pendek. Sehingga mudah dideres dan dapat ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat. Dengan begitu, populasi per satuan luas lebih banyak.
"Kami juga tengah bernegosiasi dengan Coca-Cola. Mereka telah menyatakan minat untuk menggunakan gula kelapa kristal untuk produk mereka yang no sugar. Kalau oke, bisa dibayangkan berapa banyak kenaikan permintaannya," katanya.
Gula kelapa dihasilkan dari air nira kelapa yang direbus selama sekitar 4 jam, kemudian didinginkan dan dihancurkan menjadi serbuk. Selanjutnya, serbuk gula dikeringkan dengan cara dimasukkan ke oven atau dijemur.Sejatinya, air nira ini juga tersedia dalam jumlah yang banyak di Sumatera Utara.Semoga di daerah ini pun bermunculan entrepreneur kreatif yang mampu mengolah sumber-sumber alam yang sedemikian banyak untuk menjadi komoditas ekspor yang bernilai tinggi. (sumber)